Surabaya, syiarmu.com – AUM adalah sarana dakwah Muhammadiyah. Guru dan karyawan termasuk dai Muhammadiyah. Jangan sampai dai Muhammadiyah tidak menyuarakan Muhammadiyah, tetapi malah menyuarakan paham yang lain. Hal itulah yang ditegaskan ustadz Akhwan Hamid SPd MPdI dalam pembinaan di SMP Muhammadiyah 11 Surabaya. Ketua PCM Krembangan itu juga berpesan agar aktivis Muhammadiyah harus mengutamakan tempat asal mengabdinya. Jangan sampai kalau duduk di daerah atau wilayah kemudian lupa dengan ranting dan cabangnya.
Acara yang berlangsung pada Sabtu (24/2) itu membahas tata cara wudhu dan shalat sesuai Himpunan Putusan Tarjih (HPT). Sebelumnya, mantan Wakil Ketua Majelis Tabligh PDM Surabaya 2010-2015 itu menjelaskan tentang akidah di Muhammadiyah. Dalam penjelasannya, tampak perbedaan akidah dan ibadah Muhammadiyah dengan yang lainnya. Muhammadiyah berpedoman pada Al-Qur’an dan Assunnah Shohihah. Selain itu, Muhammadiyah tidak bermadzhab. “Madzhab manapun selama sesuai dengan Al-Qur’an dan hadits yang shohih maka diikuti,” imbuhnya.
Selanjutnya, mantan Sekretaris Majelis Tabligh PDM Surabaya 2000-2005 tersebut menjelaskan dan mencontohkan tata cara wudhu sesuai tuntunan. Ustadz Akhwan sangat menegaskan bahwa mempelajari wudhu dan shalat harus kepada ulama yang menguasai ilmunya, tidak cukup membaca saja. Berikut tata cara wudhu dan shalat.
- Niat
Niat tidak harus diucapkan. Cukup dalam hati saja. - Membersihkan kedua telapak tangan, dengan mendahulukan yang kanan tiga kali, kemudian yang kiri tiga kali.
- Berkumur dan menghirup air ke hidung dengan satu tangan, membersihkan hidung merupakan satu kesatuan gerakan. Bukan berkumur tiga kali, lalu membersihkan hidung tiga kali. Berkumur dan membersihkan hidung dilakukan tiga kali. Air dibuang ke kiri.
- Membasuh Muka
Muka dibasuh tiga kali. Tentunya muka harus dibasuh sampai batas-batas mukanya. - Membasuh Tangan
Air harus mengalir dan dibasuhkan dari jari tangan sampai ke siku. Hal itu dilakukan yang kanan tiga kali baru yang kiri tiga kali. - Mengusap Kepala
Kedua telapak tangan cukup dibasahi air saja, lalu mengusap kepala dari dahi atas, ke belakang menuju tengkuk kemudian kembali diusap ke depan, lalu membersihkan telinga dengan jari telunjuk membersihkan bagian dalam daun telinga dan ibu jari bagian luar telinga. - Membasuh Kedua Kaki Sampai Mata Kaki
Bagian kaki yang dibasuh adalah dari jari kaki ke telapak kaki sampai mata kaki sebanyak tiga kali dengan mendahulukan yang kiri. - Berdoa
Asyhadu an laa ilaaha illallah wahdahuu laa syariikalah. Wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluh.

Setelah itu, mantan Ketua Majelis Tabligh PCM Krembangan 1995-2005 tersebut mencontohkan tata cara shalat sesuai tuntunan. Berikut penjelasannya.
- Niat
Niat tidak harus diucapkan. Cukup dalam hati saja. - Berdiri Tegak dan Menghadap Kiblat
- Takbiratul Ihram dan Iftitah
Telapak tangan diangkat lalu diposisikan sejajar dengan telinga. Jari-jari tangan tidak rapat atau tidak terlalu renggang. Seruan “Allahu akbar” diucapkan ketika masih mengangkat tangan. Kemudian meletakkan tangan kanan di atas punggung tangan kiri atau menggenggam pergelangan tangan kiri di atas di dada. Lalu membaca doa iftitah. - Membaca Alfatihah dan Surah/Ayat Lain
Membaca taawudz secara sirri di tiap rakaat, lalu membaca basmalah secara sirri atau jahr di tiap rakaat, lalu membaca Alfatihah secara sirri atau jahr sesuai jenis shalatnya di tiap rakaat. Surah atau ayat lain yang dibaca sangat dianjurkan urut posisinya dalam Al-Qur’an. Rakaat ketiga dan keempat cukup membaca Alfatihah saja. - Ruku’
Takbir ruku beserta pelafalan “Allahu akbar” sama dengan takbiratul ihram. Posisi ruku’ ialah tangan memegang lutut, jari tengah menghadap lurus ke bawah, tangan lurus, dan pandangan ke tempat sujud. - I’tidal
Takbir i’tidal dan pelafalan “Sami’allahu liman hamidah” sama dengan takbiratul ihram. Posisi tangan ketika i’tidal ialah tangan lurus ke bawah, tidak perlu digerakkan ke depan dan ke belakang. Pandangan ke tempat sujud. - Sujud
Pengucapan “Allahu akbar” dilakukan di pertengahan gerakan berdiri menuju sujud. Dengan urutan meletakkan kedua lutut dulu di lantai kemudian telapak kaki tegak dan jari-jari ditekuk menghadap ke kiblat. Jari-jari tangan dalam posisi rapat. Posisi telapak tangan sejajar dengan telinga. Posisi telapak kaki bisa dirapatkan atau sedikit direngangkan. Laki-laki maupun perempuan sama dalam hal gerakan ini. - Duduk Iftirasy
Duduk di antara dua sujud ini dilakukan dengan posisi kaki kiri diduduki, kaki kanan tegak dan jari-jari menghadap kiblat, telapak tangan diletakkan di atas paha dekat lutut. Jari tidak rapat dan tidak terlalu renggang. Pandangan ke tempat sujud. - Bangkit dari Sujud Menuju Roka’at Kedua.
Ada duduk sejenak dalam gerakan ini yang posisinya sama seperti duduk iftirasy. Ketika hendak bangkit, jari-jari tangan dalam kondisi terbuka saat menempel di lantai, bukan mengepal. Pengucapan “Allahu akbar” dilakukan di pertengahan gerakan sujud menuju berdiri. - Tahiyat Awal
Posisi duduk tahiyat awal sama dengan duduk iftirasy. Telapak tangan kanan diposisikan jari telunjuk dijulurkan jari yang lain menggenggam. Pandangan diarahkan ke telunjuk. - Tahiyat Akhir (duduk tawarruk)
Posisi dan cara duduk tahiyat akhir (tawarruk) hampir sama dengan tahiyat awal (iftirasy). Perbedaannya, telapak kaki kiri diletakkan di bawah dekat mata kaki kanan. Telapak kaki kanan tegak dan jari-jari kaki kanan ditekuk menghadap ke kiblat. Posisi tahiyat yakni sama dengan tahiyat akhir. - Salam
Gerakan kepala dimulai dari menoleh ke kanan dulu lalu langsung ke kiri, tidak perlu ada jeda menghadap ke depan. Bacaan salam ke kanan dan kiri harus sama.
Berikut doa yang bisa diamalkan dalam gerakan shalat yang terdapat di buku “Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah” edisi ketiga cetakan I tahun 2018.
- Doa iftitah: halaman 539-544
- Doa ruku’: halaman 558-560
- Doa i’tidal: halaman 560-561
- Doa sujud: halaman 571-573
- Doa duduk iftirasy: halaman 574
- Doa tasyahud: halaman 583-592
(Fikri)