Cara Meraih Kesuksesan di Dunia dan Akhirat

Surabaya, syiarmu.com – Pada Ahad (6/10/24) diadakan pengajian Keluarga Sakinah. Agenda bulanan Majelis Tabligh PCM Krembangan itu bertema “Meraih Sukses Dunia Akhirat dengan Ilmu”. Kajian tersebut bertempat di Masjid Al-Muttaqin, Jl. Gresik Gadukan 99, Surabaya. Mubaligh pada acara tersebut yakni Dr H Syamsul Ma’arif MPSDM.

Pada awal kajian ustadz Syamsul mengatakan bahwa sukses dunia dan akhirat tidak cukup hanya dengan berdoa. Seorang hamba juga harus berusaha untuk mencapai kesuksesan itu.

“Seorang hamba wajib belajar ilmu dunia. Mari siapkan anak-anak kita agar sukses dunia dan akhirat. Misalnya dengan menyekolahkan di lembaga pendidikan Muhammadiyah,” ujarnya.

Selanjutnya Wakil Ketua Majelis Tabligh PWM Jawa Timur itu mengucapkan hadits tentang ilmu. “Barangsiapa menginginkan kesuksesan dunia hendaklah ia berilmu. Barang siapa menghendaki kesuksesan akhirat hendaklah ia berilmu. Dan barang siapa ingin sukses dunia akhirat hendaklah ia berilmu.”

Ilmu dapat menjadi bekal seorang hamba sebelum meninggal dunia. Terdapat doa agar diberikan ilmu yang bermanfaat yakni:

اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Terdapat tiga fase kehidupan yakni belajar (learn), bekerja (earn), dan mengembalikan (return). Dalam surah Al-Mujadilah ayat ke-11 Allah berfirman orang-orang yang beriman dan berilmu akan dinaikkan derajatnya.

Terdapat pula hadits yang menyatakan bahwa Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga. Dari ayat dan hadits tersebut disimpulkan bahwa ilmu sangatlah penting untuk kesuksesan dunia dan akhirat.

Fase kedua yakni bekerja. Seorang hamba yang bekerja jangan sampai melupakan akhirat. Ustadz Syamsul juga memotivasi para remaja untuk berkarya dan bekerja keras.

Allah berfirman dalam surah Al-Qashash ayat ke-77 yang artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Agar tidak melupakan akhirat, seorang hamba harus bertakwa. Makna takwa mudah diucapkan, tetapi sulit dijalani. Amalan yang dikerjakan tidak hanya wajib saja, tetapi sunnah juga. Itulah bukti cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.

Dalam budaya Jawa terdapat pepatah “Sopo temen bakal tinemu” yang bermakna siapa yang sungguh-sungguh mencari, akan menemukan apa yang dicari. Ada pula pepatah Arab “Man Jadda Wajadda” yang berarti siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil.

Fase ketiga yakni mengembalikan. Makna mengembalikan adalah bersedekah baik di masjid, fakir miskin, dan yang lain. Sedekah paling utama ialah pada saat subuh. Malaikat akan mendoakan orang-orang yang bersedekah. Sedekah merupakan wujud syukur seorang hamba terhadap rezeki.

Dalam surah Al-Baqarah ayat 195 Allah memerintahkan hamba-Nya untuk menginfaqkan harta. Dalam surah Al-Baqarah ayat 261 Allah menunjukkan keutamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah.

“Yakinlah sedekah akan diganti oleh Allah dengan yang lebih baik. Yakinlah sedekah tidak membuat orang merugi dan tidak pula mengurangi harta,” tuturnya.

Pada akhir kajian ustadz Syamsul mengajak hadirin agar sadar dan bersandar kepada Allah, beribadah dengan perasaan cinta kepada Allah dan rasul-Nya, mampu menaklukkan hawa nafsu, melakukan dzikir pagi dan petang, serta menunaikan shalat tahajud. (Fikri)

Tinggalkan komentar