Surabaya, syiarmu.com – Pada Kamis (19/12/24) Pimpinan Ranting Muhammadiyah Morokrembangan menggelar kajian Iftitah rutin yang dilaksanakan hari Kamis ketiga setiap bulannya. Dalam kegiatan ini yang menjadi tuan rumah adalah TK ABA 67 yang beralamat di jalan Tambak Asri No. 204 Surabaya dengan tema “Refleksi Akhir Tahun 2024.”
Kegiatan diawali dengan pembukaan. Acara selanjutnya yakni pembacaan ayat suci Al-Quran yang dalam hal ini disampaikan oleh Afika dan Azighah yang merupakan salah satu santri terbaik dari LPQ Al-Islam.

Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Morokrembangan. Ustadz Andrian Rachman menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan sarana dakwah dan belajar ilmu agar hati bisa terbuka dan menjadi bekal untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Acara yang menjadi inti dalam kegiatan kajian Iftitah ini dimulai dengan penuh syukur dikarenakan dalam kitab lubabul hadist disampaikan bahwa orang yang mengikuti kajian ilmu akan mendapat pahala seperti shodaqoh 1000 kuda. Hal ini yang disampaikan oleh ustadz Dr H. Thoat Stiawan SHI MHI yang merupakan pengurus Majelis Tarjih PDM Surabaya.
Thoat menyampaikan bahwa dalam momentum refleksi akhir tahun yang pertama adalah kita harus berfikir, yakni memikirkan apa yang akan kita kerjakan pada tahun depan?


“Tentunya dimulai dari memikirkan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Kita juga harus berpikir untuk kebutuhan masyarakat dan umat agar bisa bermanfaat yang lebih luas,” ujarnya.
Kedua, apa yang harus dilakukan? Jika hanya berpikir tanpa berbuat akan menjadi sia-sia. Sebelum melakukan sesuatu harus disertai dengan niat yang ikhlas mengharap ridha dari Allah SWT.
Niat ini menjadi sangat penting, karena jika kita melakukan kebaikan disertai dengan niat akan menjadikan bernilai ibadah
Ketiga, yakni menata hati (qalbun salim). Mengapa menata hati menjadi penting? Karena sesungguhnya yang ada dalam jasad kita ada segumpal darah (hati), jika hati ini tidak baik maka semuanya akan menjadi tidak baik dan jika jika hati tersebut baik maka akan baiklah semuanya. (HR. Bukhori Muslim)
Imam al-ghozali menyampaikan bahwa hati itu dibagi menjadi tiga yakni:
Pertama, Qalbun salim (hati yang selamat) adalah hati yang selalu mengingat tentang keimanan dan ketaqwaan.
Kedua, Qalbun maridh (hati yang sakit), jika hati ini jauh dari mengingat Allah dari keimanan dan ketaqwaan berarti hati kita sedang sakit. Untuk mengobati hati yang sakit yakni dengan ilmu dan amal.
Ciri hati yang sedang sakit adalah sedang berbuat maksiat kepada Allah SWT seperti berbuat sombong, pelit, riya’, dan sebagainya.
Ketiga, Qalbun mayit (hati yang sudah mati), yakni Allah memberi kenikmatan mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar tetapi tidak bisa menjadikan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam menghadapi momentum akhir tahun yang keempat adalah berdoa kepada Allah SWT, agar pada tahun 2025 kita bisa bermanfaat dan mendapatkan kemudahan dalam menjalankan roda kehidupan untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini. Tentunya kita berharap agar mendapatkan ridha dari Allah SWT.
Kajian Iftitah diakhiri dengan membaca hamdalah dan doa kafaroh majelis bersama jamaah. (Wahid/Fikri)
