Pentingnya Peran Ayah dan Ibu dalam Membentuk Karakter Anak

Surabaya, syiarmu.com – Suasana Aula AR. Fachrudin di kompleks SD Muhammadiyah 11 pada Sabtu (4/10/2025) terasa berbeda. Bukan sekadar seminar biasa, acara bertajuk “Peran Orang Tua dalam Membentuk Karakter Anak” ini sukses mengaduk emosi, membakar semangat, dan menanamkan keyakinan baru di hati ratusan peserta yang hadir.

Acara yang digagas oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya ini, bekerja sama dengan Majelis PAUD DASMEN PDA Surabaya dan PCA Krembangan, berhasil menjadi oase ilmu bagi para guru, karyawan, dan wali murid dari TK Aisyiyah 04, 36, 40, 67, serta TK Al Muttaqin.

Sejak pukul 08.30, kekhidmatan sudah terasa saat lantunan ayat suci Al-Qur’an Surat Luqman ayat 14 yang sarat dengan pesan pengasuhan menggema di seluruh ruangan. Dijiwai oleh semangat kebangsaan dan keorganisasian melalui lagu Indonesia Raya dan Mars Aisyiyah, acara dibuka dengan sambutan hangat dari Ketua PDA Kota Surabaya, Dra. Nurul Kartika Ayu, yang menekankan pentingnya sinergi dalam mendidik generasi rabbani.

Panggung utama menjadi milik Dr. Dody Tisna, M.Pd., yang dengan gaya komunikasinya yang berapi-api berhasil memukau seluruh audiens. Ustadz Dody, sapaan akrabnya, tidak hanya berbicara teori, tetapi langsung menusuk ke jantung permasalahan pengasuhan modern.

“Pendidikan karakter anak tidak akan pernah utuh tanpa keterlibatan penuh seorang Ayah,” tegasnya. Beliau mengupas tuntas bahwa peran ayah jauh melampaui sekadar pencari nafkah. Ayah adalah pilar ketegasan, teladan kepemimpinan, dan sumber rasa aman yang vital bagi pembentukan karakter anak laki-laki maupun perempuan. Komunikasi yang terbuka dan hangat antara ayah dan ibu ditekankan sebagai fondasi utama sebuah keluarga yang sehat.

Sesi tanya jawab menjadi klimaks yang dinanti. Enam pertanyaan yang mewakili keresahan orang tua dari anak usia dini hingga yang sudah duduk di bangku kuliah, dijawab dengan lugas, cerdas, dan tepat sasaran. Setiap jawaban Ustadz Dody tidak hanya solutif, tetapi juga ditutup dengan doa tulus agar putra-putri penanya menjadi anak yang sholih dan sholihah, sebuah sentuhan personal yang membuat banyak peserta berkaca-kaca.

Momen paling menyentuh hadir di penghujung acara. Setelah doa penutup yang dipimpin secara klasikal, Ustadz Dody menginisiasi sebuah sesi doa yang unik dan mendalam. Peserta dibagi dalam kelompok-kelompok kecil berisi lima orang. Secara bergantian, setiap individu dalam kelompok menumpahkan isi hati dan harapannya lewat doa personal, sementara yang lain mengamini dalam diam.

Suasana menjadi begitu hening dan sakral. Isak tangis haru tak terbendung, saat para ibu dan bapak saling mendoakan, menitipkan harapan terbaik bagi buah hati mereka kepada Sang Pencipta.

Para peserta meninggalkan ruangan tidak hanya dengan buku catatan yang penuh, tetapi juga dengan perasaan bahagia, haru, dan mantap. Mereka membawa pulang ilmu berharga dan, yang terpenting, semangat baru untuk menjadi orang tua yang lebih baik, lebih hadir, dan lebih bijaksana dalam membentuk karakter calon pemimpin masa depan. (Nila/Fikri)

Tinggalkan komentar