Surabaya, syiarmu.com – Pada Kamis (14/3/24) ustadz Akhwan Hamid SPd MPdI mengisi tausiah tarawih di masjid Al Mukhlis. Tema yang disampaikan tiga jenis bersyukur.
Dalam bersyukur terletak kunci kebahagiaan dan kepuasan hidup. Kata syukur memang mudah diucapkan, tetapi untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan kesadaran dan usaha yang sungguh-sungguh.
Bersyukur bukan hanya tentang mengucapkan terima kasih atas nikmat yang diterima. Namun, bersyukur juga tentang melihat segala hal dengan mata hati yang penuh penghargaan dan memanfaatkan nikmat tersebut untuk kebaikan diri dan orang lain.
Dalam kesyukuran terdapat kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup dan mempertahankan kedamaian batin. Oleh karena itu, marilah kita terus berupaya untuk menjadikan kesyukuran sebagai bagian tak terpisahkan dari setiap langkah kita dalam hidup.
Terdapat tiga jenis bersyukur. Pertama, syukur bil qolbu (dengan hati). Kedua, syukur bil lisan (dengan ucapan). Ketiga, syukur bil amal (dengan perbuatan).
Syukur bil qolbu atau dengan hati yang tulus adalah bentuk kesyukuran yang mendalam. Kita mengakui bahwa segala yang ada dalam hati adalah karunia dan titipan dari Allah swt. Dalam hati kita, tersimpan nikmat-nikmat Allah yang tak terhitung jumlahnya. Nikmat tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi diri kita, tetapi juga bagi kebaikan orang lain.
Syukur bil lisan adalah syukur dengan ucapan. Lisan kita digunakan untuk mengucapkan kalimat thoyyibah. Dengan menggunakan lisan kita untuk mengucapkan kalimat-kalimat yang penuh kebaikan, kita tidak hanya menyebarkan energi positif kepada orang lain, tetapi juga menguatkan ikatan sosial dan hubungan antar sesama.
Setiap kata yang kita ucapkan memiliki kekuatan untuk membawa dampak baik atau buruk bagi orang lain. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu memilih kata-kata yang bersifat membangun dan menginspirasi.
Syukur bil amal bermakna kita bersyukur kepada Allah dengan amalan-amalan kita, menunjukkan kepatuhan dan kecintaan kita kepada-Nya. Namun, tidak semua orang mampu melakukan amal-amal tersebut.
Hal itu karena hanya orang yang hatinya beriman kepada Allah saja yang dapat melaksanakannya dengan ikhlas dan konsisten. Amal-amal kebaikan yang dilakukan dengan niat yang tulus merupakan bukti dari keimanan yang kokoh dan rasa syukur yang mendalam kepada Allah atas segala nikmat-Nya.
Oleh karena itu, mari terus berupaya untuk melakukan amal sholeh dan menjadikan setiap tindakan kita sebagai sarana untuk menguatkan ikatan spiritual kita dengan Allah swt. (Fahrezi/Fikri)