Amalan pada Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan

Surabaya, syiarmu.com – Pada Sabtu (30/3/24) di SMP Muhammadiyah 11 Surabaya diadakan kajian Ramadhan untuk para guru, karyawan, dan pelatih ekstrakuriluer Muven. Mubalig pada kajian itu adalah ustadz Akhwan Hamid SPd MPdI. Tema yang disampaikan yakni mencari lailatul qadar.

Ketua PCM Krembangan itu memulai tausiahnya dengan menjelaskan azbabun nuzul surah Al Qadr. Pada suatu ketika Rasulullah saw. bercerita kepada para sahabat tentang nabi Sam’un. Nabi tersebut sangatlah kuat. Karena itu, raja kafir yang menjadi pemimpin negeri di sana mengadakan sayembara.

Sayembara itu memiliki tujuan untuk menangkap nabi Sam’un. Siapapun yang mampu menangkapnya akan mendapat emas. Istri nabi Sam’un pun turut serta dalam sayembara itu.

Tak butuh waktu lama, istrinya bisa menangkapnya karena mengetahui kelemahannya. Nabi Sam’un pun dibawa ke istana raja dan disiksa. Atas izin Allah, nabi Sam’un bisa bebas.

Setelah bebas, nabi tersebut berjanji akan beribadah lebih giat dalam jangka waktu yang lama. Para sahabat Rasulullah pun juga ingin beribadah dalam jangka waktu yang lama. Akhirnya, turunlah wahyu yang menjelaskan lailatul qadar.

“Barangsiapa yang hanya sibuk pada malam ganjil, maka ia hanya akan mendapat malam ganjil itu, bukan lailatul qadar.” Hal itulah yang ditegaskan mantan Wakil Ketua Majelis Tabligh PDM Surabaya itu. Artinya, untuk mendapatkan lailatul qadar haruslah konsisten beribadah pada malam-malam lainnya.

Ada sejumlah amalan pada sepuluh malam terakhir yang bisa dilakukan. Amalan tersebut yakni i’ tikaf, berdzikir, membaca Al-Qur’an, dan shalat sunnah.

I’tikaf yakni berdiam diri di masjid untuk fokus beribadah. Ibadah ini tidak hanya untuk laki-laki. Perempuan pun boleh melakukannya. Masjid yang lebih utama digunakan i’tikaf adalah masjid yang digunakan untuk shalat berjamaah lima waktu dan shalat Jumat.

Amalan kedua yang dilakukan yakni berdzikir. Seorang muslim hendaknya memperbanyak dzikir untuk mengingat dan mengagungkan Allah. Hendaknya pula memperbanyak doa “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni.”

Amalan ketiga yakni membaca Al-Qur’an. Mantan Ketua MPS PCM Krembangan itu mengajak hadirin untuk membaca Qur’an di rumah juga. Satu juz dibaca dalam satu hari. “Jangan terbalik. Membaca Al-Qur’an di kuburan, tapi tidak pernah membacanya di rumah,” imbuhnya.

Amalan terakhir yakni shalat sunnah. Shalat yang dimaksud tentu shalat yang sesuai ajaran Rasulullah. Jelang akhir tausiah, mantan Kepala SMP Muhammadiyah 11 Surabaya itu mengajak hadirin untuk memaksimalkan amal kebaikan. (Fikri)

Tinggalkan komentar