Surabaya, syiarmu.com – Pada Senin (1/4/24) ustadz Ferry Yudi Antonis Saputro menyampaikan materi menjadi pribadi rendah hati dan pandai menjaga lisan. Hal itu disampaikan dalam kegiatan Baitul Arqom kelas 4 Sekolah Prestasi SD Muhammadiyah 11 Surabaya di Auditorium AR Fachruddin.
Rendah hati merupakan sikap atau sifat yang ditandai oleh rasa untuk tidak menonjolkan diri sendiri, tidak merasa rendah diri, serta memiliki kesadaran akan kekurangan dan keterbatasan diri.
Jika kita berteman tidak boleh melihat harta. Kita berteman harus karena Allah. Orang yang rendah hati akan disayang sesama manusia. Kita harus menghormati diri sendiri dengan cara menghormati orang lain.
Kita pun juga harus bersikap sederhana dan tidak menyombongkan diri meskipun seseorang memiliki banyak kelebihan. Hendaknya kita menutup semua hal yang dirasa sebuah aib yang tidak patut untuk didengarkan orang lain.
Kita sebagai manusia tidak patut bersikap sombong karena yang berhak sombong hanyalah Allah. Allah menciptakan manusia dengan kesempurnaan sebagai ciptaan. Karena sebagai ciptaan, manusia tidak boleh sombong. Allah berfirman dalam surat At Tiin ayat 4:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ
Artinya: Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Ustadz Ferry juga menjelaskan ada beberapa keutamaan rendah hati antara lain Allah akan memberikan jalan menuju surga, mengangkat derajatnya, disenangi dan dihormati orang lain, mempunyai banyak teman, hatinya akan selalu tenang, mewarisi sikap mulia para Nabi, dan merupakan jalan menuju kedudukan mulia.

Sebelum kegiatan berakhir ustadz Ferry memutarkan video tentang seorang mualaf muslim pemain basket yang menjadi pemenang. Dia tetap semangat, tidak sombong, tetap rendah hati karena iman kepada Allah.
Sebelum ditutup, beliau juga bercerita bahwa suatu ketika ada seorang ibu yang membawa bawaan belanja banyak sedang menunggu jemputan. Ibu Keysa namanya. Ibu Keysa mempunyai sifat yang sombong, memamerkan anak dan hartanya. Ternyata anaknya bukanlah anak yang sholeh dan telah menyakiti hatinya.
Ada juga Ibu Halimah. seseorang yang sederhana. Anaknya tidak kuliah dan belum mempunyai pekerjaan tetap. Namun, anak ibu Halimah adalah anak yang sholeh, sopan, rendah hati, berakhlak mulia, dan hormat kepada orang tua.
Dari kedua cerita tersebut bisa diambil hikmah bahwa kesombongan dan tinggi hati pada akhirnya akan menyakiti hati. Sedangkan rendah hati, ucapan yang lembut, tidak sombong, akan menentramkan hati.
Pada akhir kegiatan ustadz Ferry mengajak para siswa berdoa untuk kemuliaan ayah dan ibu. “Ayah dan ibu, hari ini aku berpuasa penuh. Aku berjanji menjadi anak-anak yang rajin dan sholeh. Menjadi anak-anak hebat, berkarakter, rendah hati, dan terus berprestasi.” Itulah sepotong doa yang dipanjatkannya. (Endar/Fikri)