Surabaya, syiarmu.com – Puluhan santri PAM KH. Achmad Dahlan menerima pembelajaran ilmu tajwid pada Jumat (10/5/24). Materi tajwid diajarkan oleh ustadz M Nurwahid yang merupakan anggota Imam Muda Muhammadiyah Surabaya. Materi yang diberikan yakni kesalahan yang sering dialami ketika membaca Al-Qur’an.
Pertama, ustadz Nurwahid menjelaskan kesalahan ketika membaca Al-Qur’an,tetapi bacaannya tawallud. Tawallud yakni mempermainkan bacaan seperti menambahkan “e” dengan memantulkan bacaan. Ustadz Nurwahid juga memberikan beberapa contoh bacaan yang biasa orang membacanya tawallud.
Kedua, bacaannya fashohah yakni bunyi a, i, u. Masih banyak orang yang membaca Al-Qur’an tetapi tidak sempurna dalam pengucapan dhommah. Seharusnya dibaca “wa nuuduu” tetapi dibaca “wa noodoo”.


Ketiga, bacaan panjang dan pendeknya selalu tertukar. Dalam bahasa Arab, panjang-pendek harakat itu penting sekali. Beda panjang-pendek bisa sangat jauh perbedaan maknanya. Bacaan panjang-pendek bila tertukar seringkali maknanya sangat berlawanan.
Misalkan di surat Al-Kaafiruun ada bacaan: [لا أعبد ما تعبدون], “laa a’budu maa ta’buduun” (aku tidak menyembah apa yang kalian sembah). Kalau “laa” dibaca pendek menjadi “la”, akan menjadi [لأعبد] “la-a’budu …”, yang artinya “aku pasti akan menyembah …”.
“Agar terhindar dari kesalahan seperti ini, kita harus belajar membenarkan bacaan Al-Qur’an kita, belajar tajwid dan tahsin. Akan sangat lebih baik lagi kalau kita juga belajar bahasa Arab sehingga kita juga dapat memahami maknanya,” ujar ustadz Nurwahid. (Fikri)
