Surabaya, syiarmu.com – Pada Kamis (21/11/24) Kajian Iftitah Pimpinan Ranting Muhammadiyah Morokrembangan dilaksanakan di Musholla Al-Bayan Jl. Sedayu 7/34, Surabaya. Dalam kajian iftitah ini yang menyampaikan materi kajian adalah ustadz Dzanur Roin MPdI dengan tema “Menghadirkan Islam Dalam Sendi Kehidupan.”
Dalam pembukaannya, ustadz Dzanur Roin menyampaikan bahwa nikmatnya sehat itu akan dapat dirasakan ketika seseorang akan mengalami sakit. Maka setiap hamba harus bersyukur atas nikmat jasmani dan rohani yang diberikan oleh Allah SWT.
“Seorang hamba yang mengidolakan hamba maka akan pasti ada rasa kecewa dan benci. Namun, jika kita mengidolakan Nabi Muhammad maka kita akan abadi mendapatkan kemuliaan sampai hari kiamat,” ujarnya.
Dunia teknologi yang begitu berkembang pesat saat ini bisa menembus sampai ujung dunia. Akan tetapi, agama Islam bisa menembus kehidupan dunia dan akhirat.


Dalam beragama islam kita diperintahkan agar masuk ke dalam agama islam secara menyeluruh. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah: 208
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ.
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
Hamba yang masuk dalam tali agama islam maka harus memegang seluruh perintah dan manjauhkan diri dari larangan-Nya dengan sekuat-kuatnya.
“Sholat sudah kita amalkan. Yang tidak bisa berdiri bisa duduk. Jika tidak bisa duduk, dilakukan dengan berbaring. Jika tidak bisa berbaring, bisa dilakukan dengan isyarat,” imbuhnya.
Inilah kemudahan dalam bergama Islam. Allah memberikan beberapa keringanan dalam beribadah jika tidak mampu melakukan dengan maksimal.
Dalam menghidupkan Islam di keluarga, hamba harus menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka sebagaimana Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ.
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)
“Kita diperintahkan oleh Allah untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Anak adalah amanah yang Allah SWT berikan kepada orang tua. Anak yang shalih atau shalihah akan menjadikan aset dan investasi berharga bagi kehidupan didunia sekaligus di hadapan Allah SWT. Sungguh bahagianya mempunyai anak yang shalih shalihah, karena itulah perhiasan dunia kita,” tuturnya.
Kenakalan remaja berangkat dari remaja. Rumah yang seharusnya menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak justru menjadikan anak tidak betah di dalam rumah.
Dalam mendidik anak harus dengan sabar dan ikhlas dan menurut Ali bin abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu menyampaikan ada 3 fase dalam mendidik anak yakni sebagai berikut:
Pertama usia 0-7 tahun jadikan anak seperti raja.
Kedua usia 8-14 tahun jadikan anak seperti hidup dipenjara. Yakni menjaga anak dan mengawasi benar-benar apa yang dilakukan oleh anak kita.
Ketiga usia 15-21 tahun jadikan anak seperti teman atau sahabat yakni menjadi teman curhat, teman berbagi, dan teman komunikasi. Karena pada usia tersebut anak sudah mulai menyukai lawan jenis, orang tua hendaknya sering berkomunikasi baik dan menjadi pendengar baik dari anak-anak.
Dalam penutup kajian iftitah ustadz Dzanur Roin mengatakan bahwa seorang anak yang baik adalah berasal dari keluarga yang baik. “Sebuah keluarga yang baik akan menciptakan masyarakat yang baik. Sebuah masyarakat yang baik akan menciptakan suatu negara dan bangsa yang baik,” pungkasnya. (Wahid/Fikri)
