Tujuh Hal yang Harus Dimiliki Mubaligh Sebelum Menyampaikan Ceramah

Surabaya, syiarmu.com – Pada Ahad (12/1/2025) diadakan pelatihan Mubaligh Majelis Tabligh PCM Krembangan yang bertempat di SD Muhammadiyah 11 Surabaya dengan pemateri Ustadz Drs Rofiq Munawi MPd

Ustadz Munawi menyampaikan bahwa ada tujuh hal yang harus dimiliki seorang mubaligh dalam menyampaikan isi ceramah.

Pertama, memperbaiki niat. Rasulullah Muhammad saw. bersabda:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ

Artinya : “sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya”. (HR. Bukhari & Muslim)

Menata niat adalah proses merenungkan dan meluruskan tujuan dibalik setiap tindakan yang dilakukan. Niat seperti fondasi bagi sebuah bangunan. Jika fondasinya kuat, bangunan akan berdiri tegak dan kuat pula. Begitu pula dengan amal perbuatan seorang muslim. Jika dilandasi niat yang baik dan tulus, pahala yang didapatkan akan lebih besar dan berkah.

Kedua, perbanyak membaca. Sebagai mubaligh maka harus gemar membaca informasi baik dalam hal ilmu agama maupun perkembangan informasi terbaru. Hal itu karena biasanya sebagai mubaligh sering ditanya oleh sebagian masyarakat baik terkait tentang masalah rumah tangga, sosial maupun lainnya. Sehingga mubaligh harus memiliki wawasan yang luas.

Ketiga, membuat materi. Sebelum menyampaikan materi ceramah, mubaligh harus membuat materi agar ketika penyampaian ceramah menguasai apa yang disampaikan. Dengan penguasaan materi yang baik maka bisa menunjukkan kepuasan kepada pendengar atau audience.

Keempat, memiliki satu materi yang dikuasai. Sebagai seorang mubaligh harus memiliki satu materi yang sangat dikuasai. Hal itt karena suatu saat akan diminta untuk menjadi penceramah mendadak, sehingga mubaligh sudah siap kapan pun dan di mana pun jika disuruh menjadi penceramah mendadak.

Kelima, memiliki mukadimah yang berbeda dengan lainnya. Mukadimah ini merupakan suatu hal yang harus dikuasasi oleh seorang mubaligh. Agar menjadi berbeda dengan lainnya maka mubaligh harus mempunyai ciri khas khusus dalam hal mukadimah.

Keenam, memiliki grammer atau terjemah dan tafsir perkata dalam Al-Qur’an. Memahami Al-Qur’an secara mendalam merupakan tujuan setiap muslim. Salah satu cara efektif untuk mencapai pemahaman yang lebih baik adalah dengan mempelajari kosa kata terjemahannya.

Ketujuh, menyampaikan materi harus sesuai dengan jamaah. Mubaligh harus memiliki informasi tentang audience yakni usia, pendidikan, karakter jamaah, dan sebagainya. Jangan sampai menyampaikan materi orang dewasa akan tetapi jamaahnya anak remaja sehingga materinya tidak akan tersampaikan baik dengan jamaah. (Wahid/Fikri)

Tinggalkan komentar