Surabaya, syiarmu.com – Pada Rabu (13/3/2024) Ustadz Ferry Yudi AS menyampaikan tausiyah ba’da shalat tarawih di masjid Al Azhar Dupak Bandarejo Surabaya. Pada kesempatan kali ini ustadz Ferry menyampaikan bagaimana kita harus menyiapkan kehidupan selanjutnya.
Bagi pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt, kematian itu bukanlah sesuatu yang harus ditakuti dan dihindari. Kematian adalah sesuatu yang harus dipersiapkan dengan sungguh-sungguh.
Takdir Allah sudah ditetapkan. Manusia tidak akan bisa mengelak jika kematian sudah datang. Tinggal bagaimana kita mempersiapkan. Jika malam pertama di dunia dipersiapkan dengan begitu baiknya, bagaimana dengan malam pertama kita pada kehidupan selanjutnya yakni akhirat.
Kesenangan di dunia hanya sesaat jika dibandingkan dengan kesenangan akhirat. Ibarat ketika kita puasa seharian, dahaga akan hilang ketika sudah datang waktu berbuka dengan minum seteguk air. Hanya sesaat
Ada dua cara mati, tergantung kita memiligp yang mana, yang ‘alusan’ (husnul khotimah) atau ‘kasaran’ (Su’ul khotimah).
Dalam QS. Al-Fajr Ayat 27-30 terdapat ayat yang menerangkan husnul khotimah.
يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ
Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. (QS. Al-Fajr 27-30)
Jiwa-jiwa yang ketika lahir suci, bersih tak bernoda, kini mulai tampak kotor penuh noda dan dosa. Kondisi ini terus berlanjut sepanjang hayat hingga ajal menjemput kita. Hanya ada dua kemungkinan, apakah sepanjang hayat kita isi dan penuhi hari-hari kehidupan kita dengan aktivitas positif. Ataukah justru sebaliknya, kita mengisi dan memenuhi hari-hari kehidupan kita dengan aktivitas negatif?
Pilihan ada pada kita. Tentu setiap pilihan ada konsekuensi yang melingkupinya. Jika kita berbuat baik, maka kita akan mendapat balasan kebaikan. Jika kita berbuat jahat, kita pun akan memperoleh buah dari kejahatan yang kita lakukan.
Dalam QS. Ghafir ayat 41-45 Allah swt. menerangkan su’ul khotimah.
Ayat 41
وَيٰقَوۡمِ مَا لِىۡۤ اَدۡعُوۡكُمۡ اِلَى النَّجٰوةِ وَتَدۡعُوۡنَنِىۡۤ اِلَى النَّارِؕ
Dan wahai kaumku! Bagaimanakah ini, aku menyerumu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeruku ke neraka?
Ayat 42
تَدۡعُوۡنَنِىۡ لِاَكۡفُرَ بِاللّٰهِ وَاُشۡرِكَ بِهٖ مَا لَيۡسَ لِىۡ بِهٖ عِلۡمٌ وَّاَنَا اَدۡعُوۡكُمۡ اِلَى الۡعَزِيۡزِ الۡغَفَّارِ
(Mengapa) kamu menyeruku agar kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu yang aku tidak mempunyai ilmu tentang itu, padahal aku menyerumu (beriman) kepada Yang Mahaperkasa, Maha Pengampun?
Ayat ke 43
لَا جَرَمَ اَنَّمَا تَدۡعُوۡنَنِىۡۤ اِلَيۡهِ لَيۡسَ لَهٗ دَعۡوَةٌ فِى الدُّنۡيَا وَلَا فِى الۡاٰخِرَةِ وَاَنَّ مَرَدَّنَاۤ اِلَى اللّٰهِ وَاَنَّ الۡمُسۡرِفِيۡنَ هُمۡ اَصۡحٰبُ النَّارِ
Sudah pasti bahwa apa yang kamu serukan aku kepadanya bukanlah suatu seruan yang berguna baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya tempat kembali kita pasti kepada Allah, dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itu akan menjadi penghuni neraka.
Ayat ke 44
فَسَتَذۡكُرُوۡنَ مَاۤ اَقُوۡلُ لَـكُمۡؕ وَاُفَوِّضُ اَمۡرِىۡۤ اِلَى اللّٰهِؕ اِنَّ اللّٰهَ بَصِيۡرٌۢ بِالۡعِبَادِ
Maka kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepadamu. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.”
Ayat ke 45
فَوَقٰٮهُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِ مَا مَكَرُوۡا وَحَاقَ بِاٰلِ فِرۡعَوۡنَ سُوۡٓءُ الۡعَذَابِۚ
Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, sedangkan Fir‘aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang sangat buruk
Allah menciptakan hewan, manusia, malaikat dengan kelebihan yang berbeda. Hewan diciptakan dengan diberi insting, hawa nafsu, dan tanpa akal. Manusia diciptakan dengan diberi akal, insting, dan hawa nafsu. Malaikat diciptakan tanpa akal, insting, hawa nafsu. Malaikat diciptakan hanya dengan ketaqwaan
Manusia yang bisa mengontrol akal, insting, dan hawa nafsu akan menjadi lebih mulia dari malaikat. Mudah-mudahan kita semua husnul khotimah dan menjadi penghuni surga. (Endar/Fikri)