Ramadhan dalam Segi Tauhid

Surabaya, syiarmu.com – Pada Sabtu (16/3/2024) ustdz Irwan MPdI memberikan tausiah tentang Ramadhan dalam segi tauhid di masjid Al Islam Tambak Asri.

Puasa Ramadhan adalah salah satu bentuk beribadah kepada Allah Subhaanahuu wata’alaa, dan ibadah yang diperintahkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam.

Definisi ibadah dalam ilmu fiqih para Ulama adalah mengesakan Allah dalam menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Dalam ayat tersebut yang di panggil adalah “Hai orang-orang yang beriman.” maka yang berpuasa dibulan Ramadhan Allah menyebut-Nya dengan orang yang beriman.

Dalam bulan Ramadhan bisa kita saksikan bersama pada siang hari masih ada warung kopi atau warung makan yang sedang ditutup akan tetapi didalamnya ada orang yang tidak berpuasa di dalam warung tersebut.

Dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu , ia berkata, “Aku pernah dibonceng oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam di atas seekor keledai. Lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku:

يَامُعَاذُ ، أَتَدْرِيْ مَا حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ ، وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ ؛ قَالَ : حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوْهُ وَلَا يُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا ، وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا. قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ ، أَفَلَا أُبَشِّرُ النَّاسَ ؟ قَالَ : لَا تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوْا

Wahai Mu’adz, tahukah engkau apa hak Allâh yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya dan apa hak para hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah? ” aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya ialah mereka hanya beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Sedangkan hak para hamba yang pasti dipenuhi Allâh ialah sesungguhnya Allâh tidak akan menyiksa orang yang tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.” Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak perlukah aku menyampaikan kabar gembira ini kepada orang-orang?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Janganlah kau sampaikan kabar gembira ini kepada mereka sehingga mereka akan bersikap menyandarkan diri (kepada hal ini dan tidak beramal shalih).” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Sesungguhnya kesyirikan itu kedzaliman yang luar biasa bagi mereka yang tidak menjalankan ibadah puasa dibulan ramadhan, karena telah melalaikan hak Allah Subhaanahuu wata’alaa.

Sebagaimana disebutkan dalam Qur’an surat Luqman : 13 yang berbunyi:

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

(Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.”

Mari dalam bulan Ramadhan tahun ini, kita bersungguh-sungguh dalam beribadah puasa karena ini adalah salah satu panggilan iman yang Allah berikan kepada kita, yaitu dengan melakukan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya. (Wahid/Endar)

Tinggalkan komentar