Surabaya, syiarmu.com – Pada akhir bulan Ramadhan Allah menyuruh hamba-Nya untuk berlomba-lomba dalam beribadah karena tujuan berpuasa adalah mendapat gelar takwa. Pernyataan itulah yang mengawali tausiah ustadz Imam Muttaqin di masjid Al Islam pada Jumat (5/4/24).
Taubat adalah suatu sikap yang mengakui perbuatan di luar syariat atau dosa, diikuti dengan penyesalan atas perbuatan dosa tersebut, serta berubah untuk menjadi lebih baik dalam menjalankan syariat Allah. Rasulullah saw. bersabda:
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
Artinya: “Seluruh anak Adam itu bersalah, dan sebaik-baik yang bersalah adalah mereka yang senantiasa bertaubat.”


Nabi Adam pun juga pernah berbuat dosa dan salah. Ketika Nabi Adam berada di dalam surga bersama Hawa, Adam kemudian digoda oleh syaitan agar memakan buah yang dilarang untuk didekati apalagi memakannya. Sehingga Nabi Adam di keluarkan dari surga. Ketika Nabi Adam diturunkan ke bumi, beliau bertaubat kepada Allah sebagaimana firman Allah:
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Artinya : “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
” (QS. Al A’raf: 23)
Nabi Muhammad Shalallaahu ‘alaihi wa Sallaam saja yang terjaga dari salah dan dosa melakukan istighfar dalam sehari sebanyak 100 kali. Maka kita sebagai pengikutnya harus lebih banyak melakukan istighfar. Hal itu dikarenakan kita lebih banyak berbuat dosa kepada Allah Subhaanahuu wa Ta’alaa.(Wahid/Fikri)
