Pola Ibadah di Muhammadiyah tentang Shalat dan Idul Fitri

Surabaya, syiarmu.com – Pada Senin (8/4/24) ustadz Akhwan Hamid SPd MPdI menyampaikan kultum subuh di masjid Al Islam. Tema yang disampaikan yakni tuntunan ibadah sesuai syariat Islam.

Persyarikatan menyampaikan beberapa info utamanya terkait dengan pola ibadah di Muhammadiyah. Pertama, tentang membaca Al Fatihah dalam shalat. Setiap akan membaca Al Fatihah, selalu diawali dengan membaca ta’awudz dan basmalah.

Bacaan ta’awudz ketika shalat jahr (misal: subuh, maghrib, isya) maupun sirri (misal: dhuhur dan ashar) dibaca sirri di setiap rakaat.

Bacaan basmalah ketika shalat jahr boleh dibaca sirri boleh jahr. Ketika shalat sirri, basmalah juga dibaca sirri.

Kedua, tentang mengakhiri shalat. Ketika salam untuk mengakhiri shalat, orang yang shalat tetap duduk tawarru’ (tahiyat akhir) meskipun shalatnya hanya dua rakaat. Ucapan salam kanan dan kiri harus sama.

Ada dua pilihan ucapan salam:
a. Pertama
Assalamu’alaikum warahmtullahi wabarokaatuh. Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.

b. Kedua
Assalamu’alaikum warohmatullah. Assalamu ‘alaikum warohmatullah.

Ketiga, tentang waktu subuh. Hasil Muktamar Majelis Tarjih PP yang ditutup bulan Desember 2020 di Universitas Muhammadiyah Gresik memutuskan waktu subuh harus mundur 8 menit.

Secara umum waktu terbit fajar ialah minus 18 derajat. Hal itu terlalu malam, kurang siang. Mestinya waktu terbit fajar yakni minus 20 derajat. Dari 18 derajat ke 20 derajat itu sekitar 8 menit. Karena itu waktu subuh masjid/musholla Muhammadiyah harus mundur 8 menit. Jadi, misalnya hari ini waktu subuh yang umum itu pukul 04.15 maka waktu subuh Muhammadiyah adalah 04.23.

Keempat, tentang tuntunan shalat ‘Idul Fitri. Ada sejumlah amalan pada hari raya itu. Pertama, mengumandangkan takbir mulai terbenamnya matahari pada hari terakhir Ramadhan hingga jelang shalat ‘Id didirikan.

Kalimat takbirnya yakni:
الله اكبر الله اكبر .لا اله الا الله .الله اكبر. الله اكبر ولله الحمد

Kedua, sebelum shalat ‘Id dianjurkan mandi. Ketiga, memakai baju terbaik, tidak harus baru. Keempat, sebelum berangkat shalat dituntunkan makan/minum. Kelima, berangkat menuju tempat bergerombol dengan mengumandangkan takbir. Keenam, berangkat ke tempat shalat dan pulang dianjurkan melalui jalan yang berbeda. (Akhwan/Fikri)

Tinggalkan komentar