Surabaya, syiarmu.com – Uji kompetensi dilakukan empat jurnalis Muhlas pada Sabtu (27/4/24) di Monumen Kapal Selam berujung mendapat edukasi berharga.
Selama di tempat pariwisata bersejarah di Surabaya, Rachel Maheera Andra, Tiffany Niswha An Nisa, Faza Khoirun ‘Nisa dengan dipantau satu anggota tim redaksional, Kanza Azzahra.
Kuartet tim Jurnalis Creator Muhlas melakukan pengamatan di sekitar lokasi, mencatat hasil yang diamati, dan menulis menjadi berita.

Namun, ketika menggali data, Faza tidak menyangka bertemu Kapten laut (p) Teja Ludira. Tentu kondisi ini di luar dugaan.
Manager Monkasel Surabaya itu menyatakan bahwa kapal selam kelas Pasopati yang dimiliki berjumlah 12 Unit. Namun, kapal yang ada di Surabaya hanya satu unit
“Kapal selam Pasopati 410 yang jadi monumen di sini mempunyai sejarah bagi Indonesia saat peristiwa di Irian Barat,” tegas pria yang akrab dipanggil Pak Teja tersebut.
Menurut Pak Teja, dua belas
kapal kelas pasopati yang dulu di miliki Wisky class yakni Cakra 401, Nanggala 402, Nagabanda 403,Trisula 404, Naga rangsang 405,Candrasa 406, Alugoro 407, Tjundamani 408, Widjayadanu 409, Pasopati 410, Hendradjala 411, Bramastra 412,
Tak hanya 12 kapal selam, Manager Monkasel itu juga menyampaikan ada pelampung jangkar lebar dan bisa mengecil, sebagai penanda dan untuk ranjo.


Keberadaan tiang gavel menjadi daya tarik bagi pengunjung yang hadir ke Monkasel. “Tiang gavel di anjungan kapal ada radar. Tempatnya ada di atas,” tegasnya.
Selain masuk monumen kapal selam Pasopati 410 dan menikmati pemandangan dari pinggir Kalimas, empat jurnalis SD bermoto “Tiada Hari Tanpa Prestasi” itu juga menonton video Rama.
Tiffany sangat terkesan ketika masuk ke dalam gedung berukuran panjang 10 meter dengan lebar 8 meter tersebut.
“Ketika melihat di dalam, kapasitas tempat duduk sekitar 56 sampai 60 orang. Durasi video Rama sekitar 15 menit,” tutur jurnalis kelas 5 itu. Para jurnalis itu juga menyempatkan praktik memfoto sampai membuat vlog pendek. (Rachel Kanza/Fikri)
