Surabaya, syiarmu.com – Pada Ahad (11/8/24) LDK PDM Surabaya menggelar kembali Kelompok Perawatan Jenazah warga Muhammadiyah Tahap 2 dan Doa serta tata cara menjenguk kepada orang sakit. Acara dibuka oleh ustadz Dr Mulyono MPdI.
Saat kegiatan berlangsung, jamaah berharap ada kelompok siaga perawatan jenazah dan doa orang sakit di Surabaya dari Muhammadiyah.
Pembicara pada agenda itu adalah ustadz Akhwan Hamid MPdI dan ustadz Imanan S.Ag. menurut ustadz Akhwan, banyak di antara kita tidak yakin dan merasa berat dalam merawat jenazah. Padahal merawat jenazah merupakan suatu kewajiban bagi yang beragama Islam.

“Alhamdulillah anak anak muda sekarang berani merawat jenazah khususnya di Krembangan. Semoga di tempat lain juga demikian,” ujarnya.
Banyak orang tidak sembuh di rumah sakit lalu beralih ke pengobatan alternatif. Namun hati-hati jangan menimbulkan syirik. Dalam hal ini kalau sembuh bisa bertaubat, tapi bila mati bisa jadi syirik. Lihatlah pengobatannya jangan sampai menimbulkan syirik.
Zaman sekarang menjenguk orang sakit (besuk) itu kurang guyub dan kurang semangat. Hal itu terjadi karena alam masyarakatnya berbeda dengan zaman dulu atau karena kesibukan.
Apabila seseorang menengok saudara yang sakit maka sama dengan memetik buah surga pahalanya 70 ribu malaikat memberi rahmat. Bila menjenguk sore hari maka malaikat mendoakan dan rahmat-Nya hingga pagi hari.
Demikian juga bila menjenguk pagi hari maka rahmat-Nya didapat hingga sore hari. “Apabila ada orang sakit jenguklah dan bila ada yang meninggal antarkanlah,” ujarnya.


Ustadz Imanan SAg menyampaikan bahwa ibadah mahdoh diatur secara rinci. Di Rumah sakit khususnya menjenguk orang yang sakit bila tidak dijenguk maka dijenguk orang lain. Pasien itu bisa jadi murtad karena ditalqin orang beragama lain.
Pasien wajib ditalqin orang yang mau mati, bukan sudah mati baru ditalqin. Tidak ada jaminan orang mau mati selamat dari syaiton.
Merawat jenazah awali memandikan perut sampai paha ditutup. Kalau suami, istrinya dimandikan boleh dibuka. Namun, sebaiknya ditutup.
Mandi besar, tayamum, atau wudhu tidak ada dalam merawat jenazah. Adanya urut-urutan mulai dengan bagian kanan anggota wudhu, hitungan ganjil, disirami air daun bidara atau sabun kemudian di akhiri siraman air kapur barus.
Dalam mengafani sebaiknya diberi minyak wangi yang lebih bagus. Selama ini diberinya minyak wangi yang biasa. Jenazah diikat 7 tali agar lebih rapat kafannya dan khusus laki-laki 3 lapis kain kafannya.
Terakhir, disampaikan bila memasukan jenazah ke dalam kubur maka ditanya apakah ada yang jima. Bila ada, jangan membantu memasukkan jenazah ke dalam kubur. Sebaiknya pihak keluarga terdekat yang membantu memasukkan ke dalam kubur. (Luki/Fikri)
