Surabaya, syiarmu.com – Suasana masjid Al Azhar pada Ahad (10/11/24) tampak berbeda. Sejumlah kader Muhammadiyah tampak berkumpul. Terdapat lomba panahan di sana. Acara itu berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dhuhur. Setelah itu dilanjutkan dengan shalat dhuhur berjamaah.
Peserta yang hadir sejumlah 35 peserta dari tim laki-laki dan perempuan. Peserta berasal dari seluruh Amal Usaha Muhammadiyah Se-Krembangan, Ortom, dan TPA Se-Krembangan. Suasana lomba itu sangat antusias dan semarak.

Hadir dalam kegiatan itu ustadz Akhwan Hamid (Ketua PCM Krembangan ), ustadz H. Sutikno (Ketua Takmir Masjid Al Azhar dan Wakil Ketua PCM Krembangan), serta ustadz Agung Budiono (Majelis Tabligh PCM Krembangan).
Ustadz Akhwan menginginkan agar para kader terus semangat dalam berada pada bagian yang meneruskan dakwah persyarikatan Muhammadiyah khususnya di Krembangan. Sementara itu, ustadz Sutikno sangat bersyukur masjid Al Azhar digunakan sebagai tuan Rumah Lomba Panahan PCPM Krembangan.
“Masjid tidak hanya untuk kegiatan shalat berjamaah dan pengajian, melainkan masjid adalah pusat dakwah yang harus kita makmurkan dengan cara mengadakan kegiatan positif seperti panahan dan yang lain,” ujarnya.


Lomba itu diadakan karena panahan merupakan olahraga yang dianjurkan Rasulullah sehingga bisa mengedukasi para kader agar senantiasa membiasakan dan mengenalkan olahraga ini.
Lomba juga bertujuan sebagai bentuk pelestarian olahraga yang disunnahkan dan dianjurkan oleh Rasulullah. Pengumuman pemenang akan dilaksanakan pada 1 Desember 2024 saat Pengajian Keluarga Sakinah PCM Krembangan.
Ketua PCPM Krembangan Rayhan Mahardika mengatakan bahwa lomba akan terus dilanjutkan dan semarakkan agar selalu ingat bahwa kader Muhammadiyah adalah kader yang hebat dan mampu memiliki segala keberbakatan dan keahlian untuk membesarkan Persyarikatan Muhammadiyah di setiap kemampuan bidang yang dimiliki dan memberikan semangat serta menumbuhkan cinta kepada pada kader untuk senantiasa cinta dengan Muhammadiyah.
“Hal itu sesuai ucapan KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, jadilah presiden, insinyur, birokrat, atau guru, tetapi kembalilah kepada Muhammadiyah serta ucapan beliau hidup hidupilah Muhammadiyah dan jangan mencari kehidupan di Muhammadiyah. (Fikri)
