Puasa Ramadhan yang Dirindukan Surga Harus ber-SNI

Surabaya, syiarmu.com – Pada Senin (11/3/24) ustadz H. Soedjono, S.Pd., M.Pd menyampaikan tausiah di masjid Al-Islah, Jl. Purwodadi Raya. Tema yang dibahas yakni puasa Ramadhan yang dirindukan Surga harus ber-SNI.

Pada awal ceramah da’i segudang parikan tersebut mengimbau setiap umat muslim memiliki persiapan yang optimal sehingga ibadah dalam bulan Ramadhan berjalan dengan baik. Hal itu dikarenakan salah satu dari 4 golongan yang dirindukan oleh surga adalah orang-orang yang berpuasa pada bulan suci Ramadhan.

Agar puasa kita dirindukan oleh surga, maka puasa kita harus ber-SNI.

1.Syukur
Hendaknya kita bersyukur karena pada tahun ini kita masih diberi kesempatan untuk berjumpa dengan bulan Ramadhan. Hal ini merupakan tanda bahwa Allah masih memberi kesempatan kepada kita untuk senantiasa memperbanyak amal ibadah dan mengurangi perbuatan maksiat.

  1. Niat
    Setiap amal kita harus disertai dengan hati yang mantap karena iman dan mengharap ridho Allah swt. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ

“Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya”

Hal tersebut dilakukan dengan harapan agar bulan Ramadhan kali ini dipenuhi dengan hal-hal baik. Selain itu, kita juga dianjurkan berdoa agar pada bulan ini senantiasa dijadikan sebagai orang yang istiqomah dalam melakukan hal-hal baik. Ibadah dan amalan pada bulan ini akan dilipatgandakan pahalanya daripada bulan-bulan selain Ramadhan.

  1. Ilmu
    Hendaknya kita memperdalam ilmu agama terutama yang berkaitan dengan puasa Ramadhan. Hal itu bisa dimulai dengan mempelajari apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan selama puasa Ramadhan. Hal tersebut meliputi apa saja yang membatalkan puasa, kesunahan-kesunahan selama puasa Ramadhan sehingga bulan Ramadhan benar-benar menjadi berkah dan diterima oleh Allah swt. Tentunya kita mempelajarinya harus sesuai tuntunan seperti hadits berikut.

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa siapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada tuntutannya dari kami maka amal itu ditolak.” (HR.Muslim no.1718)

Lungguh kloso karo mangan jadah
Mangan jadah dicampur karo sego
Wulan poso ayo sing sregep ibadah
Sregep ibadah supaya mlebu swargo

(Soedjono/Fikri)

Tinggalkan komentar