Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Ibadah pada Akhir Ramadhan

Surabaya, syiarmu.com – Syukur yang terbaik adalah syukur yang Allah ridho dengan ibadah seorang hamba. Ibadah itu dilakukan semata-mata karena Allah untuk menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Itulah tausiah awal dari ustadz Fajrul Islam Ats Tsauri pada Selasa (1/4/24) di masjid Al Islam.

Dalam sejumlah ayat Allah berfirman dimulai dengan “Yaa ayyuhal ladziina aamanuu.” Ayat tersebut mengandung perintah dan larangan. Ada 89 ayat yang demikian.

Menurut para ulama ayat berawalan “Yaa ayyuhal ladziina aamanuu” mengandung dua makna. Pertama, ayat tersebut pasti mengandung perintah atau larangan dari Allah. Kedua, seruan itu ditujukan khusus semua orang yang beriman.

“Sangatlah rugi jika keluar dari bulan ramadhan akan tetapi tidak mendapatkan ampunan dari Allah.” Hal itulah yang ditegaskan ustadz Fajrul Islam Ats Tsauri kepada jamaah. Sebagaimana ada tiga kelompok orang yang didoakan dengan kejelekan oleh Jibril dan diaminkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Mereka itu terdiri atas tiga golongan. Pertama, orang yang mendapati bulan Ramadhan tetapi dia tidak diampuni. Kedua, orang yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup atau salah satunya, tetapi ia masuk ke dalam neraka. Ketiga, orang yang disebutkan di hadapannya nama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi ia tidak bershalawat kepadanya.

Waktu Ramadhan sudah di penghujung akhir. Seharusnya kita melakukan ibadah dengan lebih giat dan semangat lagi dengan memperbanyak kualitas dan kuantitas tadarus Qur’an, sedekah, qiyamul lail, dan lainnya. Hal itu karena ketika sepuluh hari Ramadhan terakhir Rasulullah Muhammad Shalallaahu ‘alaihi wa Sallaam meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah pada malam tersebut.

Adapun yang dilakukan Rasulullah pada malam sepuluh hari terakhir yakni mengencangkan sarung (menjauhi istrinya), membangunkan keluarganya untuk beribadah,dan menghidupkan malam-malam Ramadhan. (Wahid/Fikri)

Tinggalkan komentar