Surabaya, syiarmu.com – Pada Ahad (26/5/24) diadakan pengajian ba’da subuh di masjid Al Islam. Mubalig pada kajian tersebut yakni ustadz Jufri Mustofa MPd I dari Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) Kota Surabaya. Berikut tausiahnya.
Kita telah diberi kenikmatan hidup pada pagi hari. Lima sampai sembilan jam yang lalu kita telah di istirahatkan dalam tidur. Itulah salah satu cara untuk mengingat kematian karena pada dasarnya tidur itu adalah mati yang sementara.
Dalam kehidupan kita harus sami’na wa atha’na, menaati semua yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.
Telah datang Malaikat Jibril kepadaku (Muhammad), Malaikat Jibril berkata, “Wahai Muhammad, hiduplah sesuka-Mu tapi ingat suatu saat kamu akan mati.”


Orang yang kafir mati. Orang yang beriman pun juga akan mati sehingga kita harus hidup dan mempersiapkan bekal untuk menghadap kepada Allah Subhaanahuu wa Ta’alaa.
Kambing, sapi atau hewan qurban yang lainnya sangat bermanfaat dan berharga ketika sudah disembelih atau hewan tersebut telah mati. Kepala, kulit, sampai bagian kaki diperebutkan oleh orang. Manusia seperti kita ketika mati belum tentu lebih berharga mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Usia manusia hanya diberi kurang lebih 70 tahun. Jika usia kita sudah 80 tahun, itu sudah mendapatkan bonus sehingga harusnya lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhaanahuu wa Ta’alaa.
Mati adalah sebuah kepastian. Setiap jiwa pasti akan mengalami kematian. Pada hari kiamat Allah akan memperlihatkan pahala kebaikan yang dilakukan oleh seorang hamba ketika hidup di dunia.
Seandainya pahala itu diperlihatkan di dunia, orang akan berbondong-bondong untuk memperoleh pahala tersebut. Kita sebagai orang yang beriman maka harus percaya dengan keadaan di akhirat dan akan diperlihatkan semua amal ibadahnya. (Wahid/Fikri)
