Surabaya, syiarmu.com – Pada Ahad (4/8/24) diadakan kegiatan Pengajian Keluarga Sakinah. Agenda bulanan PCM Krembangan itu bertempat di masjid Al Huda, Babadan Rukun 77. Tema yang disampaikan yakni Makna Sebuah Kemerdekaan. Mubalig kajian itu adalah Dr Moh. Sulthon Amien MM.
Ustadz Sulthon mengawali kajiannya dengan kutipan pembukaan UUD ’45. “Sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Jamaah pun lantas dibacakan surah Al Hujurat ayat ke-13. Makna ayat itu adalah “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.”
“Adanya beragam bangsa adalah untuk bekerja sama, bukan menjajah,” tegas Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Pengembangan Cabang-Ranting PWM Jawa Timur itu.


Ustadz Sulthon pun lantas juga menegaskan bahwa Islam tidak disebarkan dengan pedang. “Islam sama sekali tidak mengajarkan penjajahan,” imbuhnya.
Ada banyak tokoh-tokoh Islam yang berjuang untuk kemerdekaan. Ketika sudah merdeka, tentu semua pihak harus mengisinya dengan kegiatan positif. Peran Muhammadiyah tentu tidak diragukan lagi dalam hal tersebut.
Sejatinya makna kemerdekaan adalah membebaskan dan menyejahterakan. Namun, hal itu bisa tidak optimal saat ada pengkhianat bangsa. Faktor kedua adalah adanya pembuatan dan penegakan aturan yang berdasarkan kepentingan pribadi atau kelompok.
Pada akhir kajian ustadz Sulthon menegaskan bahwa Al-Qur’an dan hadits menjadi percuma bila tidak dipraktikkan. “Muhammadiyah bisa berhasil karena praktiknya dalam kehidupan. Karya kita akan menjadi pembeda di mata Allah,” pungkasnya. (Fikri)
