Surabaya, syiarmu.com – Pada Sabtu (8/3/2025) dilaksanakan kajian Ramadhan guru dan karyawan AUM pendidikan PCM Krembangan Surabaya. Kegiatan yang diselenggarakan Majelis Kader & Olahraga PCM Krembangan itu diadakan di Auditorium AR Fachruddin SD Muhammadiyah 11 Surabaya.
Pemateri acara itu adalah Kepala SD Muhammadiyah Nitikan Yogyakarta H Saijan SAg MSI. Pada awal pemaparan, Saijan menyampaikan bahwa banyak orang yang berharap bertemu Ramadhan, tetapi tidak bisa karena telah meninggal lebih dulu. “Kematian tidak dapat ditunda maupun ditentukan tempatnya,” ujar pria kelahiran Cilacap itu.

Selanjutnya, Fasilitator Diksuspala Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah itu mengajak hadirin untuk meniatkan kehadiran di acara ini untuk silaturahmi. “Kemudahan akan menjadi milik kita. Luruskan niat untuk belajar. Pengalaman dapat berdampak luar biasa,” imbuh pria kelahiran 8 Juni 1972 itu.
Menjadi guru merupakan hal yang istimewa. Satu profesi dapat melahirkan banyak profesi. Hal itulah yang kemudian ditegaskan oleh alumnus Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2013 tersebut. Bila kelak murid sukses, tentu guru juga senang. “Jangan menyesal menjadi guru karena guru merupakan investasi luar biasa,” tambahnya.
Hadirin pun dipaparkan dua golongan manusia dalam menyikapi tujuan hidup. Golongan pertama menjadikan dunia sebagai satu-satunya tujuan hidup. Golongan kedua menjadikan dunia dan akhirat sebagai tujuan hidup.

“Jangan jadikan dunia sebagai prioritas utama. Orang yang hanya mengejar dunia saja maka yang didapat tentu dunia saja pula. Kebaikan di akhirat tidak didapatkan padahal dunia hanya sementara. Kalau guru Muhammadiyah memprioritaskan dunia, tentu banyak yang meninggalkan AUM” ucap alumnus S1 IAIN Sunan Kalijaga tahun 1995 tersebut.
Dalam surah At Thalaq ayat 2 dan 3 Allah berjanji bahwa siapapun yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan membukakan jalan keluar baginya dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak diduga.

Setelah itu, Kepala SD Muhammadiyah Sapen 2005-2015 tersebut mengajak hadirin agar memberikan pelayanan yang terbaik dan berbeda dengan sekolah lain. “Bersikaplah profesional, tidak hanya berorientasi dunia saja, tetapi juga akhirat,” tambahnya.
Ketua Panti Asuhan Amanah Warahmah Lil Umat itu juga mengutip terjemahan surah Al Jumu’ah ayat 10, Al Insyirah ayat 7, dan Ar Ra’du ayat 11 tentang kewajiban bekerja keras. “Mencari nafkah wajib hukumnya. Kalau ingin mendapat lebih, lakukan hal yang lebih pula,” jelasnya.
Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Wirokerten itu lantas menguraikan enam tujuan bekerja dalam Islam. Enam hal itu adalah sebagai lahan ibadah, membangun kemandirian, memperoleh ketenangan, memenuhi kebutuhan hidup, keluarga, dan sosial.
Dipaparkan pula enam prinsip dalam bekerja yakni kejujuran, keikhlasan, kerja keras, kedisiplinan, kerja sama, dan keseimbangan. Ayah dua orang anak itu juga menunjukkan cara membangun profesional dalam bekerja dan manfaatnya.
“Niatkan bekerja karena Allah. Bersyukur meskipun yang didapat tidak banyak. Rezeki tidak selalu harus berupa uang. Guru harus berperan dan dapat mewarnai hidup,” tuturnya.
“Mukmin itu ibarat bangunan, saling menguatkan. Kerja sama tim berawal dari kelebihan dan kekurangan setiap anggota. Jangan merasa paling hebat. Semua peran anggota bersifat penting di posisi manapun,” pungkasnya. (Fikri)
